Zaman sekarang tentunya sangat
berbeda sekali dalam hal pola mendidik, metode mendidik dengan cara mendikte
dirasa sudah tidak efektif lagi untuk diberikan, mengingat anak-anak sekarang
lebih cerdas dan lebih cepat dewasa ketika mendapatkan nasehat. Mendidik dapat
dilakukan dengan mengajarkan hal – hal yang kecil bahkan yang tidak pernah
terfikirkan oleh orang lain. Misalnya mendidik untuk diri sendiri. Hal ini dapat
diwujudkan dalam bersikap dan bertindak. Contohnya dengan menghargai diri
sendiri yang dapat dilakukan adalah jujur terhadap diri sendiri bahwa yang
dilakukan itu adalah benar atau salah, tidak merendahkan diri sendiri ketika dihadapkan
pada suatu tantangan ataupun hal yang baru. Dengan demikian kita mendidik diri
kita untuk bersikap tegas dalam menentukan jawaban dan keputusan dengan
keyakinan diri.
Selain itu, ketika menjadi seorang mahasiswa kita dapat
menunjukkannya dengan bersikap jujur, bertanggung jawab terhadap tugas yang
diembankan oleh pengajar, sehingga akan terbentuk mental mahasiswa yang
berlandaskan kejujuran dan keterampilan menyelesaikan masalah. Pada akhirnya
akan tumbuh sikap profesionalisme yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Mendidik dapat pula diberikan bagi
orang-orang sekitar kita, contohnya memberikan sikap yang jujur bagi
orang-orang yang melakukan kesalahan, membiasakan diri saling mengingatkan
mengenai apa yang dilakukan, katakan salah jika memang salah dan katakan benar
jika memang benar, dengan demikian secara tidak langsung kita mendidik
orang-orang disekitar kita untuk bersikap berjiwa besar dan berlapang dada
ketika dihadapkan pada suatu kenyataan. Pada akhirnya dapat tercipta lingkungan
sosial yang rukun dalam kejujuran.
Pada tahun 2010 lalu yaitu pada
saat memasuki awal perkuliahan, saya tertantang untuk mendaftarkan diri menjadi
Asisten Pengajar di Laboratorium tempat saya kuliah. Pertama kali yang ada
dibenak saya adalah, saya memang bukan seseorang yang genius dan sangat pintar serta
memiliki kemampuan untuk mengajar. Sekali lagi, disini saya mencoba mendidik
diri saya sendiri untuk tidak bersikap kerdil
dalam menghadapi suatu hal. Akhirnya saya pun memutuskan untuk melamar dan tak
disangka saya diterima di Laboratorium tersebut.
Tentunya seorang asisten
laboratorium bertugas sebagai pengajar bagi mahasiswa dan mahasiswi. Dalam
pelaksanaannya kita dituntut untuk bersikap professional dalam bekerja. Ketika
bertugas dihadapkan dengan sikap mahasiswa dan mahasiswi yang beragam. Tentunya
kita tidak dapat menggunakan satu metode saja, kita harus kreatif dalam mendidik
mereka.
Berbeda mahasiswa berbeda pula
perangainya. Ketika seorang mahasiswa memiliki masalah kita tidak serta merta
menyentak atau memberikan kata kata dengan emosi. Jika dilakukan, hanya ada dua
kemungkinan, mahasiswa itu akan mendengar apa yang kita katakan dan melakukan
perbaikan atas apa yang dilakukannya atau malah mahasiswa tersebut bersikap
lebih acuh dan tidak mendengarkan apa yang kita katakan. Disini saya belajar
bagaimana memberikan nasehat atau arahan yang efektif dan dapat diterima oleh
mahasiswa bermasalah tersebut.
Cara yang mudah dan efektif untuk
dilakukan adalah mendidik mereka untuk bersikap jujur. Mengapa jujur? Karena, menurut saya kejujuran
akan mencerminkan diri seseorang dan jujur adalah cikal bakal munculnya
generasi muda yang professional. Seseorang yang jujur cenderung memiliki sikap
yang pemberani. Berani disini menyangkut kejujuran untuk berani mengakui
kesalahan yang telah dilakukan dan berani jujur terhadap diri sendiri apakah
yang dilakukannya benar atau tidak. Memang tidak mudah untuk dilakukan tapi
bukan tidak mungkin untuk dilakukan.
Mendidik tak hanya harus dilakukan
oleh seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi dan memiliki gelar yang bejibun. Banyak orang yang memiliki
gelar bejibun, tetapi apa yang mereka
ajarkan tidak dimengerti oleh audience-nya.
Jadi tidak ada patokan bahwa yang memiliki gelar bejibun selalu baik dan dapat dimengerti. Mendidik bisa dilakukan
oleh siapapun yang memiliki rasa kepedulian untuk memberikan manfaat bagi
lingkungannya.
Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang di perlihatkan Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan di karuniakan pula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia.
Karena ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, " Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain " ( HR. Bukhari ). (Kutipan)
Mendidik itu mudah! Mulailah dengan
mendidik diri kita sendiri dan lanjutkan dengan mendidik di lingkungan kita
sebagai wujud kecintaan kita terhadap lingkungan sekitar. Lakukanlah dengan ikhlas dan penuh cinta.
KOMENTAR GUE : " Tulisan ini disertakan dalam Lomba Blog Sampoerna School of Education “Menjadi Pendidik"
About Anonim
Hi, My Name is Ojan. I am very interested in any case and always felt curious. I am a Industrial Engineering graduate and love doing anything about design. Graphic Designer also had interested with bussiness management and social media promotion.
0 komentar:
Posting Komentar