Diberdayakan oleh Blogger.

Featured post

Alive [again]

Horraayyy... Its been a long time, niat ngeblog udah lama banget pengen dilakuin dan akhirnya bisa terealisasi 😭😭😭   Awalnya ...

28 Jul 2012

Mendidik dikalangan teman sebaya

Kali ini saya akan melanjutkan postingan sebelumnya yang berjudul “Siapa bilang mendidik itu sulit?”. Yang akan saya share-kan kali ini masih bersumber dari pengalaman pribadi saya yang terjadi pada saat perkuliahan. Yang akan saya angkat adalah mengenai “Mendidik dikalangan teman sebaya”. Tentunya dalam kegiatan perkuliahan seorang mahasiswa akan banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik dengan teman seangkatan, para senior,  dosen, staff kampus dan civitas akademika lainnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai tempat untuk menyampaikan kepedulian kita terhadap lingkungan dan orang-orang disekitar kita. Kepedulian tak melulu harus ditunjukkan dengan materi , kepedulian dapat ditunjukkan dengan sikap saling peduli, saling mengingatkan, tolong – menolong dan hal lainnya. 

Dalam dunia perkuliahan seorang mahasiswa seperti dihadapkan pada dua kenyataan yang terkadang membuat pusing sendiri jika dipikirkan. Problematika ini sering disebut dilema, dilema yang berarti berada diantara dua pilihan yang sulit terkadang pilihan-pilihan tersebut sama bobot atau kepentingannya dan terdapat konsekuensi dan resiko dari pilihan-pilihan tersebut jika dilakukan. Permasalahan yang sering timbul dikalangan mahasiswa adalah hal-hal yang menyangkut dengan persahabatan atau solidaritas. Terkadang kata “solidaritas” sering disalah artikan oleh mahasiswa itu sendiri. Pengalaman yang saya alami adalah, pada saat dilaksanakannya ujian dan pada saat itu tidak memberikan contekan dikatakan tidak solider oleh teman saya, begitupun pada saat mengerjakan tugas, jika tidak memberikan contekan sering dicemooh bahkan dianggap seseorang yang memiliki sikap egois dan tidak mengerti kesulitan mereka.

Sebenarnya apa yang saya lakukan?

Yang saya lakukan adalah mencoba mendidik teman-teman sebaya saya untuk bersikap dewasa dan memiliki sikap professional sebagai mahasiswa. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang sejatinya memiliki sikap dan mentalitas yang lebih baik daripada yang lain. Seharusnya jika seseorang memutuskan untuk kuliah, sudah mempertimbangkan alasan dan tujuan mengambil jenjang pendidikan tersebut. Entah untuk mendalami ilmu yang disenangi atau untuk mendapatkan ilmu yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja. Terkadang keputusan ini dipengaruhi oleh orang tua yang menginginkan anaknya berhasil dan dapat memiliki karir yang baik. Apapun alasannya yang harus dilakukan adalah fokus dan selalu melakukan yang terbaik.

Saya sengaja tidak memberikan contekan pada saat ujian ataupun pada saat mengerjakan tugas. Hal ini semata-mata bukan dilakukan karena saya seseorang yang memiliki sikap egois yang tinggi dan tidak peduli terhadap keadaan teman-teman saya. Justru karena saya peduli, saya melakukan hal itu. Tak jarang kita memberikan contekan atau memberikan hasil tanpa usaha sendiri dapat membantu dan memudahkan teman kita. Dosen saya pernah berkata bahwa, apapun bentuknya dan seberapa besar atau kecilnya dan apapun alasannya mencontek itu sampai kapanpun tidak diperbolehkan. Menurut saya, memberikan contekan tidak menyelesaikan masalah. Masalah akan semakin besar dan sulit kedepannya untuk diselesaikan, jika tidak dibiasakan untuk menyelesaikannya sendiri.

Memang akan terasa sulit diawal, terkadang saya mendapatkan cacian dan dijauhi teman-teman saya. Namun lambat laun teman-teman saya akan mengerti bahwa yang saya lakukan adalah untuk kebaikan mereka dan untuk mendidik mereka sebagai seorang teman yang baik. Dan untuk mematahkan asumsi mereka yang mengatakan saya egois dan tidak peduli terhadap mereka, saya menunjukkan rasa kepedulian saya sebagai teman dengan sering menanyakan apakah ada yang bisa dibantu dalam perkuliahan?, membutuhkan materi apa?, bagian mana yang belum dimengerti? Dan memberitahu proses penyelesaian tugas ataupun suatu persoalan. Saya rasa itu lebih baik dibandingkan dengan memberikan contekan. Contekan itu adalah cara cepat untuk mendapatkan hasil tanpa melalui proses yang seharusnya.

Dengan kita tidak memberikan contekan pada teman kita, secara tidak langsung kita mendidik mereka untuk bersikap dewasa dan tidak memaksakan kehendak serta membangung mentalitas seorang mahasiswa yang baik. Teman yang baik bukan berarti harus memberikan apapun bagi temannya, terkadang teman yang baik harus menunjukkan ‘sikap’ sebagai wujud kepedulian sebagai teman. Masalah contek-mencontek bersumber dari mentalitas yang dimiliki oleh diri pribadi masing-masing. Tentunnya mental pelajar yang baik akan berfikir dua kali dalam setiap tindakannya.

Tentunya istilah tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah tidak berlaku ya pada saat ujian hehe… ;)

Nah percaya kan kalau menjadi pendidik itu tidak sulit? Dan siapapun bisa melakukannya. Lakukanlah pada teman sebaya kita sebagai wujud kepedulian dan kasih sayang kita terhadap mereka. Dan ketahuilah melalui hal yang kecil dapat memberikan dampak yang besar. Jadi lakukanlah apapun yang bisa dilakukan sekarang mulai dari diri sendiri.



Published: By: Anonim - 07.59

27 Jul 2012

Siapa bilang mendidik itu sulit?

Dari judulnya saja saya harap dapat membangkitkan motivasi pada setiap pembaca. Seperti judulnya, saya mengatakan bahwa mendidik itu tidaklah sulit. Mengapa demikian? Karena saya mengalami hal itu sendiri. Mendidik itu adalah sebuah kegiatan yang pada dasarnya mudah untuk dilakukan siapa pun bisa melakukannya. 

Zaman sekarang tentunya sangat berbeda sekali dalam hal pola mendidik, metode mendidik dengan cara mendikte dirasa sudah tidak efektif lagi untuk diberikan, mengingat anak-anak sekarang lebih cerdas dan lebih cepat dewasa ketika mendapatkan nasehat. Mendidik dapat dilakukan dengan mengajarkan hal – hal yang kecil bahkan yang tidak pernah terfikirkan oleh orang lain. Misalnya mendidik untuk diri sendiri. Hal ini dapat diwujudkan dalam bersikap dan bertindak. Contohnya dengan menghargai diri sendiri yang dapat dilakukan adalah jujur terhadap diri sendiri bahwa yang dilakukan itu adalah benar atau salah, tidak merendahkan diri sendiri ketika dihadapkan pada suatu tantangan ataupun hal yang baru. Dengan demikian kita mendidik diri kita untuk bersikap tegas dalam menentukan jawaban dan keputusan dengan keyakinan diri.

Selain itu, ketika menjadi seorang mahasiswa kita dapat menunjukkannya dengan bersikap jujur, bertanggung jawab terhadap tugas yang diembankan oleh pengajar, sehingga akan terbentuk mental mahasiswa yang berlandaskan kejujuran dan keterampilan menyelesaikan masalah. Pada akhirnya akan tumbuh sikap profesionalisme yang dibutuhkan dalam dunia kerja. 

Mendidik dapat pula diberikan bagi orang-orang sekitar kita, contohnya memberikan sikap yang jujur bagi orang-orang yang melakukan kesalahan, membiasakan diri saling mengingatkan mengenai apa yang dilakukan, katakan salah jika memang salah dan katakan benar jika memang benar, dengan demikian secara tidak langsung kita mendidik orang-orang disekitar kita untuk bersikap berjiwa besar dan berlapang dada ketika dihadapkan pada suatu kenyataan. Pada akhirnya dapat tercipta lingkungan sosial yang rukun dalam kejujuran.

Pada tahun 2010 lalu yaitu pada saat memasuki awal perkuliahan, saya tertantang untuk mendaftarkan diri menjadi Asisten Pengajar di Laboratorium tempat saya kuliah. Pertama kali yang ada dibenak saya adalah, saya memang bukan seseorang yang genius dan sangat pintar serta memiliki kemampuan untuk mengajar. Sekali lagi, disini saya mencoba mendidik diri saya sendiri untuk tidak bersikap kerdil dalam menghadapi suatu hal. Akhirnya saya pun memutuskan untuk melamar dan tak disangka saya diterima di Laboratorium tersebut.







Tentunya seorang asisten laboratorium bertugas sebagai pengajar bagi mahasiswa dan mahasiswi. Dalam pelaksanaannya kita dituntut untuk bersikap professional dalam bekerja. Ketika bertugas dihadapkan dengan sikap mahasiswa dan mahasiswi yang beragam. Tentunya kita tidak dapat menggunakan satu metode saja, kita harus kreatif dalam mendidik mereka.

Berbeda mahasiswa berbeda pula perangainya. Ketika seorang mahasiswa memiliki masalah kita tidak serta merta menyentak atau memberikan kata kata dengan emosi. Jika dilakukan, hanya ada dua kemungkinan, mahasiswa itu akan mendengar apa yang kita katakan dan melakukan perbaikan atas apa yang dilakukannya atau malah mahasiswa tersebut bersikap lebih acuh dan tidak mendengarkan apa yang kita katakan. Disini saya belajar bagaimana memberikan nasehat atau arahan yang efektif dan dapat diterima oleh mahasiswa bermasalah tersebut.

Cara yang mudah dan efektif untuk dilakukan adalah mendidik mereka untuk bersikap jujur.  Mengapa jujur? Karena, menurut saya kejujuran akan mencerminkan diri seseorang dan jujur adalah cikal bakal munculnya generasi muda yang professional. Seseorang yang jujur cenderung memiliki sikap yang pemberani. Berani disini menyangkut kejujuran untuk berani mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan berani jujur terhadap diri sendiri apakah yang dilakukannya benar atau tidak. Memang tidak mudah untuk dilakukan tapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan.

Mendidik tak hanya harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi dan memiliki gelar yang bejibun. Banyak orang yang memiliki gelar bejibun, tetapi apa yang mereka ajarkan tidak dimengerti oleh audience-nya. Jadi tidak ada patokan bahwa yang memiliki gelar bejibun selalu baik dan dapat dimengerti. Mendidik bisa dilakukan oleh siapapun yang memiliki rasa kepedulian untuk memberikan manfaat bagi lingkungannya.


Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang di perlihatkan Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan di karuniakan pula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia.
Karena ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, " Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain " ( HR. Bukhari ). (Kutipan)


Mendidik itu mudah! Mulailah dengan mendidik diri kita sendiri dan lanjutkan dengan mendidik di lingkungan kita sebagai wujud kecintaan kita terhadap lingkungan sekitar. Lakukanlah dengan ikhlas dan penuh cinta. 




Published: By: Anonim - 23.09

26 Jul 2012

Long Holiday

Ahay dah! ;)
ahahah jarang dibuka ini blog, perlu sedikit di touch-up kayaknya..
Berhubung liburan semester yang hampir 3 bulan #semoga #
kayaknya bosen juga kalau dirumah kaga ada kegiatan.

Agenda liburan yang udah masuk adalah
  • Mulai liputan Tabloid Optimasi #Vol 3
  • Layout Editing Tabloid Optimasi
  • Persiapan di Lab, mulai bikin bikin soal buat ngajar
  • Design Improvement, ehm kali ini udah banyak yang nyuruh gue buat belajar corel ==" ahahah , gue kan photoshop fans club ;))
  • dll
Wah agenda udah mulai masuk tapi ada satu musu bubuyutan yang susah ditaklukan , yaitu M..A...L..A..S ==". giliran ada kerjaan malah males, kalo ga ada kerjaan ngomel, dasar manusia ... ckckckc
Published: By: Anonim - 06.43

5 Jul 2012

Bukan Hanya Sekedar Gagal

Entah kenapa hari ini rasanya tiba - tiba sangat biru ketika pengumuman lolos tahap psikotes keluar. Yang langsung terlintas dalam pikiran adalah wajah nyokap gue yang mungkin sangat mendambakan anaknya dapat mendapatkan beasiswa tersebut dan kontan aja gue langsung cabut dari lokasi tes. Bukan masalah nominal yang akan didapatkan atau masalah sirik temen gue yang dapet, tapi masalah kebanggaan, gue ingin membanggakan nyokap bokap gue meskipun gue tahu kelemahan yang gue miliki tidak memungkinkan untuk mewujudkan semuanya, tapi gue harus mencobanya. Dan pada akhirnya hari ini gue gagal.

Gue sebenarnya sangat menyadari apa yang menjadikan gagal pada hari ini, jujur gue akuin pasti dalam hal hitung menghitung, karena pada bagian itu sangat sedikit yang bisa gue selesein, rasanya seperti orang yang sangat bodoh dan berpura - puran pintar didalam ruangan yang isinya orang - orang pintar. Minder? iya.. musuh besar gue dari jaman gue SD ya itu, hitung menghitung ckckck ==" gue sangat minder kalo berhadapan dengan orang yang memang menguasai hitung - menghitung dan pastinya gue sangat mengagumi mereka karena gue ga bisa melakukan seperti yang mereka lakukan.

#gagal masalah yakin dan tidak yakin

Sebenernya mungkin karena niatnya juga yang tidak 'bersih' sehingga Tuhan tidak mewujudkan apa yang gue inginkan. Mungkin gue tidak serius dan tidak meyakini apa yang bisa gue lakuin. Thats my problem.. Entah sejak kapan gue kehilangan percaya diri dan keyakinan dalam melakukan suatu hal. Yang jelas hari ini penyesalan gue rasanya menyesakkan dada, dan gue ga mampu ngeliat muka nyokap gue. Sedih rasanya.

Kali ini gue harus gagal supaya bisa merasakan rasanya jatuh dan mengetahui cara bagaimana untuk bangkit dan menyemangati diri sendiri.

Semoga suatu hari nanti Opik bisa ngelakuin yang lebih baik lagi untuk ngebahagiain mama...

I'm Sorry Mom...
Published: By: Anonim - 17.23

I'm Sorry Mom..


Mother forgive me, I can not realize what I promised, I failed the psychological test today. And I failed to get a scholarship. I promise, someday will do better.

I'm sorry to have disappointed you.
I'm sorry mom.

Published: By: Anonim - 17.09