Diberdayakan oleh Blogger.

Featured post

Alive [again]

Horraayyy... Its been a long time, niat ngeblog udah lama banget pengen dilakuin dan akhirnya bisa terealisasi 😭😭😭   Awalnya ...

27 Jul 2012

Tag: ,

Siapa bilang mendidik itu sulit?

Dari judulnya saja saya harap dapat membangkitkan motivasi pada setiap pembaca. Seperti judulnya, saya mengatakan bahwa mendidik itu tidaklah sulit. Mengapa demikian? Karena saya mengalami hal itu sendiri. Mendidik itu adalah sebuah kegiatan yang pada dasarnya mudah untuk dilakukan siapa pun bisa melakukannya. 

Zaman sekarang tentunya sangat berbeda sekali dalam hal pola mendidik, metode mendidik dengan cara mendikte dirasa sudah tidak efektif lagi untuk diberikan, mengingat anak-anak sekarang lebih cerdas dan lebih cepat dewasa ketika mendapatkan nasehat. Mendidik dapat dilakukan dengan mengajarkan hal – hal yang kecil bahkan yang tidak pernah terfikirkan oleh orang lain. Misalnya mendidik untuk diri sendiri. Hal ini dapat diwujudkan dalam bersikap dan bertindak. Contohnya dengan menghargai diri sendiri yang dapat dilakukan adalah jujur terhadap diri sendiri bahwa yang dilakukan itu adalah benar atau salah, tidak merendahkan diri sendiri ketika dihadapkan pada suatu tantangan ataupun hal yang baru. Dengan demikian kita mendidik diri kita untuk bersikap tegas dalam menentukan jawaban dan keputusan dengan keyakinan diri.

Selain itu, ketika menjadi seorang mahasiswa kita dapat menunjukkannya dengan bersikap jujur, bertanggung jawab terhadap tugas yang diembankan oleh pengajar, sehingga akan terbentuk mental mahasiswa yang berlandaskan kejujuran dan keterampilan menyelesaikan masalah. Pada akhirnya akan tumbuh sikap profesionalisme yang dibutuhkan dalam dunia kerja. 

Mendidik dapat pula diberikan bagi orang-orang sekitar kita, contohnya memberikan sikap yang jujur bagi orang-orang yang melakukan kesalahan, membiasakan diri saling mengingatkan mengenai apa yang dilakukan, katakan salah jika memang salah dan katakan benar jika memang benar, dengan demikian secara tidak langsung kita mendidik orang-orang disekitar kita untuk bersikap berjiwa besar dan berlapang dada ketika dihadapkan pada suatu kenyataan. Pada akhirnya dapat tercipta lingkungan sosial yang rukun dalam kejujuran.

Pada tahun 2010 lalu yaitu pada saat memasuki awal perkuliahan, saya tertantang untuk mendaftarkan diri menjadi Asisten Pengajar di Laboratorium tempat saya kuliah. Pertama kali yang ada dibenak saya adalah, saya memang bukan seseorang yang genius dan sangat pintar serta memiliki kemampuan untuk mengajar. Sekali lagi, disini saya mencoba mendidik diri saya sendiri untuk tidak bersikap kerdil dalam menghadapi suatu hal. Akhirnya saya pun memutuskan untuk melamar dan tak disangka saya diterima di Laboratorium tersebut.







Tentunya seorang asisten laboratorium bertugas sebagai pengajar bagi mahasiswa dan mahasiswi. Dalam pelaksanaannya kita dituntut untuk bersikap professional dalam bekerja. Ketika bertugas dihadapkan dengan sikap mahasiswa dan mahasiswi yang beragam. Tentunya kita tidak dapat menggunakan satu metode saja, kita harus kreatif dalam mendidik mereka.

Berbeda mahasiswa berbeda pula perangainya. Ketika seorang mahasiswa memiliki masalah kita tidak serta merta menyentak atau memberikan kata kata dengan emosi. Jika dilakukan, hanya ada dua kemungkinan, mahasiswa itu akan mendengar apa yang kita katakan dan melakukan perbaikan atas apa yang dilakukannya atau malah mahasiswa tersebut bersikap lebih acuh dan tidak mendengarkan apa yang kita katakan. Disini saya belajar bagaimana memberikan nasehat atau arahan yang efektif dan dapat diterima oleh mahasiswa bermasalah tersebut.

Cara yang mudah dan efektif untuk dilakukan adalah mendidik mereka untuk bersikap jujur.  Mengapa jujur? Karena, menurut saya kejujuran akan mencerminkan diri seseorang dan jujur adalah cikal bakal munculnya generasi muda yang professional. Seseorang yang jujur cenderung memiliki sikap yang pemberani. Berani disini menyangkut kejujuran untuk berani mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan berani jujur terhadap diri sendiri apakah yang dilakukannya benar atau tidak. Memang tidak mudah untuk dilakukan tapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan.

Mendidik tak hanya harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi dan memiliki gelar yang bejibun. Banyak orang yang memiliki gelar bejibun, tetapi apa yang mereka ajarkan tidak dimengerti oleh audience-nya. Jadi tidak ada patokan bahwa yang memiliki gelar bejibun selalu baik dan dapat dimengerti. Mendidik bisa dilakukan oleh siapapun yang memiliki rasa kepedulian untuk memberikan manfaat bagi lingkungannya.


Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniai Allah kepekaan untuk mengamalkan aneka pernik peluang kebaikan yang di perlihatkan Allah kepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi Allah aneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan di karuniakan pula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia.
Karena ternyata derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, " Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain " ( HR. Bukhari ). (Kutipan)


Mendidik itu mudah! Mulailah dengan mendidik diri kita sendiri dan lanjutkan dengan mendidik di lingkungan kita sebagai wujud kecintaan kita terhadap lingkungan sekitar. Lakukanlah dengan ikhlas dan penuh cinta. 





KOMENTAR GUE : " Tulisan ini disertakan dalam Lomba Blog Sampoerna School of Education “Menjadi Pendidik"

About Anonim

Hi, My Name is Ojan. I am very interested in any case and always felt curious. I am a Industrial Engineering graduate and love doing anything about design. Graphic Designer also had interested with bussiness management and social media promotion.

0 komentar:

Posting Komentar